Tanggal 14 Oktober diperingati sebagai World Standards Day Indonesia bersama negara-negara lain di dunia. Peringatan ini sering dianggap seremonial, tetapi sebenarnya memiliki makna mendalam bagi industri nasional. Standar bukan sekadar aturan teknis, melainkan fondasi penting untuk daya saing, keamanan produk, efisiensi, dan akses pasar global. Bagi Indonesia, hari ini menjadi momentum untuk merefleksikan sejauh mana standar nasional telah sejalan dengan kebutuhan dunia usaha dan tantangan global.
Latar Belakang World Standards Day Indonesia
World Standards Day pertama kali ditetapkan untuk menghargai peran standar internasional dalam membangun keteraturan industri. Organisasi internasional seperti ISO, IEC, dan ITU menginisiasi peringatan ini agar negara-negara menyadari betapa pentingnya keseragaman standar.
Di Indonesia, lembaga seperti Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kementerian Perindustrian menjadi motor penggerak harmonisasi standar. World Standards Day Indonesia tahun 2025 terasa relevan karena industri nasional tengah menghadapi tantangan besar: digitalisasi, transisi energi, dan tuntutan keberlanjutan lingkungan. Semua itu membutuhkan standar yang jelas dan diakui global.
Selain itu, dalam konteks perdagangan internasional, standar menjadi pintu masuk. Produk Indonesia bisa lebih mudah diterima pasar global jika sesuai standar internasional. Sebaliknya, tanpa standar, produk dalam negeri rawan ditolak atau kalah bersaing.
Pentingnya Standar untuk Industri Nasional
Bagi industri, World Standards Day Indonesia menegaskan peran vital standar dalam tiga aspek utama:
-
Kualitas Produk — Standar memastikan produk memenuhi syarat keamanan, keandalan, dan kepuasan konsumen.
-
Efisiensi Produksi — Dengan standar, proses produksi lebih efisien karena mengurangi risiko cacat, pemborosan, dan ketidakseragaman.
-
Akses Pasar Global — Standar yang sesuai internasional membuka jalan bagi produk Indonesia masuk ke rantai pasok global.
Contohnya terlihat pada industri makanan-minuman, elektronik, hingga farmasi. Produk dengan sertifikasi ISO atau SNI memiliki nilai jual lebih tinggi dan lebih dipercaya pasar internasional.
Tantangan Harmonisasi Standar
Meski penting, harmonisasi standar bukan perkara mudah. Ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia:
-
Kapasitas Industri Kecil dan Menengah (IKM) — Banyak IKM belum mampu memenuhi standar karena keterbatasan biaya dan teknologi.
-
Kesadaran Publik — Konsumen seringkali tidak memahami pentingnya standar, sehingga pasar tidak memberi tekanan cukup pada produsen.
-
Dinamika Global — Standar internasional terus berubah mengikuti teknologi, sehingga Indonesia harus gesit menyesuaikan.
Dalam konteks ini, World Standards Day Indonesia bisa menjadi momentum edukasi, bukan hanya untuk industri besar, tapi juga untuk UMKM dan konsumen.
Strategi Indonesia Menghadapi Era Baru Standardisasi
Ada beberapa strategi yang bisa ditempuh pemerintah dan pelaku industri untuk memanfaatkan World Standards Day Indonesia sebagai titik balik:
-
Digitalisasi Standardisasi — Membuat sistem sertifikasi lebih mudah diakses melalui platform digital, agar IKM bisa lebih cepat mendapatkan sertifikasi.
-
Insentif Industri — Memberikan subsidi atau keringanan biaya sertifikasi untuk UMKM agar bisa naik kelas ke pasar global.
-
Kolaborasi Akademik — Menggandeng universitas untuk riset dan pengembangan standar baru sesuai kebutuhan industri lokal.
-
Peningkatan Kesadaran Konsumen — Edukasi publik bahwa membeli produk bersertifikat berarti ikut menjaga kualitas dan keamanan.
Dengan langkah ini, standar bisa menjadi alat transformasi, bukan beban regulasi.
Relevansi dengan Isu Global
Di era globalisasi, standar juga berkaitan dengan isu besar lain: perubahan iklim, energi terbarukan, dan keberlanjutan. World Standards Day Indonesia tahun 2025 mengambil tema “Shared Vision for a Better World,” yang menekankan kolaborasi antarnegara untuk menciptakan standar ramah lingkungan.
Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini dengan memperkuat standar di sektor energi bersih, transportasi hijau, dan produk ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission.
Peran Media dan Akademisi
Media punya peran besar dalam memperkenalkan standar kepada publik. Liputan tentang World Standards Day Indonesia seharusnya tidak hanya berfokus pada seremoni, tapi juga mengangkat kisah sukses industri yang berhasil menembus pasar global berkat kepatuhan standar.
Sementara akademisi dapat berkontribusi melalui riset standar baru di bidang digital, kesehatan, dan energi. Kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan industri akan mempercepat adaptasi Indonesia terhadap perubahan standar internasional.
Penutup
World Standards Day Indonesia bukan hanya hari peringatan, melainkan pengingat bahwa daya saing bangsa bergantung pada kualitas standar. Di tengah persaingan global, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi harus memastikan bahwa setiap produk memiliki kualitas dan keamanan yang diakui dunia.
Kesimpulan
Peringatan World Standards Day Indonesia adalah momen refleksi dan inovasi. Standar bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga strategi untuk membuka akses pasar, meningkatkan daya saing, dan menjawab tantangan global. Dengan sinergi pemerintah, industri, dan publik, standar bisa menjadi kunci menuju Indonesia yang lebih kompetitif di panggung internasional.
Referensi:
-
Wikipedia — International Organization for Standardization
-
Wikipedia — Economy of Indonesia