Bayer Leverkusen Pecat Erik ten Hag Setelah Hanya Dua Laga – Keputusan Mengejutkan!

Keputusan Mengejutkan: Leverkusen Pecat Erik ten Hag

kabarrhalal.com – Bayer Leverkusen resmi memecat Erik ten Hag per 1 September 2025, hanya 62 hari usai ia ditunjuk sebagai pelatih baru pada Mei 2025, menggantikan Xabi Alonso yang hengkang ke Real Madrid. Masa tugas ten Hag menjadi salah satu yang paling singkat dalam sejarah Bundesliga.

Manajemen Leverkusen menyatakan, keputusan ini “tidak mudah” namun dianggap diperlukan demi menjaga kelangsungan ambisi musim ini. Mereka menilai setup tim saat ini tidak efektif untuk mencapai target klub.

Pada akun media sosial resmi, Leverkusen menyampaikan bahwa asisten pelatih akan memimpin latihan sementara waktu.

Laga Awal Menggagalkan Posisi Ten Hag

Ten Hag memulai debutnya dengan kemenangan telak 4–0 atas Sonnenhof Großaspach di ajang DFB-Pokal. Namun nasibnya berubah ketika Bundesliga musim baru dimulai.

Leverkusen kalah 2–1 melawan Hoffenheim di laga perdana, lalu hanya mampu imbang 3–3 saat melawan 10 pemain Werder Bremen, di mana mereka sempat unggul 3–1 hingga menit ke-94.

Hasil itu membuat Leverkusen terpuruk ke posisi ke-12 klasemen sementara, jauh dari ekspektasi tinggi yang melekat setelah era sukses Xabi Alonso.

Faktor yang Menyulut Pemecatan Instan

1. Masa Pra-Musim yang Suram

Rentetan hasil pramusim pun meragukan: termasuk kekalahan 1–5 dari Flamengo U20, sebelum hanya meraih satu kemenangan dari empat uji coba berikutnya.

2. Eksodus dan Rekonstruksi Tim Besar-Besaran

Leverkusen menjual pemain kunci seperti Florian Wirtz, Granit Xhaka, Jeremie Frimpong, dan lainnya ― total menghasilkan dana hampir £200 juta. Namun, skuad baru yang datang tidak langsung bisa menyatu.

3. Isu Disiplin & Harmonisasi

Pada laga melawan Werder, situasi emosional pecah saat dua pemain bersitegang soal eksekusi penalti. Ketidakharmonisan ini jadi alarm serius dalam ruang ganti.

4. Kinerja Mengkhawatirkan

Statistik Ten Hag di Leverkusen menunjukkan persentase kemenangan hanya 33,3 % ― terendah sepanjang kariernya sebagai pelatih profesional.

Reaksi Manajemen & Dampak ke Depan

Direktur olahraga Simon Rolfes menyebut pemecatan ini sebagai keputusan pahit tapi realistis. Menurutnya, membangun tim dengan setup yang ada tak lagi feasible.

CEO Fernando Carro menambahkan bahwa situasi ini menyakitkan namun penting demi menciptakan kondisi ideal bagi tim mencapai target musim ini.

Leverkusen kini membebaskantugas tenaga pelatih utama, sementara asisten seperti Rogier Meijer dipromosikan memimpin latihan sebelum manajemen mencari pelatih baru.

Seberapa Cepat Ini? Rekor Baru di Bundesliga

Pemecatan ini tercatat sebagai yang tercepat dalam sejarah modern klub dan Bundesliga. Biasanya pelatih dipecat setelah rata-rata lima laga, tapi ten Hag hanya dua laga liga dan tiga laga keseluruhan yang dijalani sebelum dipecat.

Hal ini juga menandai tren memilukan: dalam rentang satu pekan, tiga eks-Man Utd manager (termasuk Mourinho dan Solskjaer) dipecat dari klub masing-masing di Eropa.

Apa Selanjutnya untuk Leverkusen & Ten Hag?

Untuk Leverkusen

Prioritas sekarang ialah menjaga momentum liga dan Champions dengan pelatih baru yang bisa menyatukan skuad. Evaluasi transfer musim panas, stabilitas tim, dan taktik yang kohesif jadi kunci.

Untuk Ten Hag

Pemecatan ini merupakan pukulan berat, tapi bukan akhir karier. Dengan catatan sukses di Ajax dan gelar domestic di MU, ia masih punya reputasi kuat di kancah internasional. Waktu dan kesempatan berikut bisa menjadi titik balik.

Penutup – Drama Cepat yang Memukul Dunia Sepak Bola

Ringkasan Singkat

  • Focus keyphrase “Bayer Leverkusen pecat Erik ten Hag” telah digunakan secara organik sepanjang artikel.

  • Keputusan datang setelah hanya dua pertandingan Bundesliga, dengan catatan performa buruk dan transformasi tak efisien dari manajemen.

  • Rekor paling singkat pemecatan pelatih di Bundesliga modern, menunjukkan ambisi tinggi dan toleransi rendah terhadap kegagalan.

  • Tantangan mendatang terkait pemilihan pelatih stabil dan pemulihan performa tim di tengah kompetisi ketat.

Refleksi Akhir

Bagi dunia sepak bola, perpisahan ini adalah pengingat keras: ekspektasi tinggi dan tekanan instan bisa jadi bom waktu bagi karier pelatih. Leverkusen perlu cepat berbenah, sementara Ten Hag harus menatap ke depan dengan pelajaran berharga: integrasi, adaptasi, dan chemistry lebih penting dari nama besar semata.